Kota Bekasi
dikenal dengan penduduknya yang amat padat bahkan beberapa bulan yang lalu kota
ini hingga sempat disebut sebagai planet Bekasi. Entah apa yang menginspirasi
orang untuk menyebut nama tersebut namun sekilas tampak tersirat makna Bekasi
sebagai planet terpisah dari Bumi karena suasana riuh jalanan yang membuat
orang ternganga saking ramainya jalanan namun orang-orang yang tinggal di
dalamnya amat menikmatinya bahkan jumlah penduduk terus bertambah akibat
urbanisasi.
Saya tinggal di
Bekasi Barat bersama kedua orang tua. Sudah cukup lama saya tinggal di daerah
ini karena pindahnya pekerjaan orang tua dari daerah di Kalimantan Timur sejak
tahun 2007 silam. Artinya sudah lebih dari 8 tahun saya tinggal, bersekolah dan
besar di daerah yang saya juga ikut nyaman di dalamnya. Tidak ada kejadian aneh
namun setidaknya di televisi tidak pernah tersiar berita kejadian kriminalitas
khususnya di tempat saya tinggal.
Senin (05/10/2015) sore sekitar jam 3.00 WIB pas beberapa saat mesjid mengumandangkan sholat
Ashar, saya yang sedang berada di dalam rumah bersama Mama, mendengar suara
motor menderu kencang, suara teriakan rampok melengking dari seorang wanita
yang entah siapa orang itu, namun teriakan ini membuat saya dan Mama mendekati
jendela. Yah benar, tampak orang-orang berlarian mengejar sepeda motor dengan 2
orang berboncengan sedang tunggang langgang menuju gerbang perumahan.
Rasa ingin tahu
Mama membuatnya segera bergegas keluar rumah mengikuti orang-orang lain untuk
melihat apa yang sebenarnya terjadi. Jantung saya terasa berdebar keras
disertai dengkul yang agak lunglai membayangkan kejadian itu karena baru kali
ini kejadian terjadi di dalam komplek perumahan yang saya tempat. Beberapa lama
kemudian Mama pulang dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Mama bercerita
bahwa, tadi Ibu tetangga di sebelah rumah yang berprofesi sebagai guru, baru
saja pulang dari mengajar di sekolah SLTA di daerah Kota Bekasi. Ibu itu
membawa motor semacam Yamaha Fino dan meletakkan dompetnya di kolom tepat di
bawah stang motor. Dompetnya yang memanjang dapat dengan mudah dilihat oleh
siapapun yang berada beberapa meter dari sepeda motornya.
Si Ibu tetangga
itu sebenarnya tahu sedang diikuti oleh 2 orang berboncengan sejak beberapa
meter dari gerbang komplek perumahan. Motor itu terus mendekat dan akhirnya si
Ibu itu menghentikan motornya tepat di depan pagar rumah saya dan membiarkan 2
orang asing bermotor itu mendahului motor yang dikemudikannya.
Tepat di depan
rumah si Ibu tetangga itu, motor berbalik arah dan bahkan mendekat. Kedua orang
itu berpura-pura menanyakan suatu alamat kepada sang Ibu, namun tiba-tiba orang
yang berposisi di bonceng dengan cepat mengulurkan tangannya meraih dompet si
Ibu yang berada di bawah stang motornya. Bruuuuuuum, kedua orang itu kabur menaikkan
gas melarikan diri. “Rampooooook!!!” begitu si Ibu berteriak.
Seorang Bapak
yang sedang berada di dalam pagar depan rumah segera berlari dengan celana
pendek dan kaos oblong seadanya mengejar dan ikut berteriak rampok. Para
tetangga segera berlarian keluar dan termasuk seorang satpam perumahan yang
sedang habis mandi menggunakan handuk di kamar mandi pos keamanan berlari
keluar berteriak kepada rekan kerjanya untuk segera menutup gerbang perumahan.
Alhasil, kedua
penjambret itu berhasil ditangkap karena kecepatan motornya tidak lebih kencang
dari kecepatan satpam menutup gerbang depan. Kedua penjambret dihajar massa
hingga babak belur, mukanya benjol-benjol, untung ada seorang polisi datang
mendekat dan mengamankan kedua perampok. Perampok segera diinvestigasi di pos
satpam dan beberapa menit kemudian dibawa menggunakan kendaraan polisi ke pos
polisi terdekat.
Apa yang bisa
dimaknai dari kejadian ini bagi saya adalah sebuah pelajaran agar ketika di
jalanan termasuk sedang mengendarai motor, untuk selalu memastikan tidak
membawa barang berharga yang dapat dilihat oleh setiap orang. Misalnya jika
hendak membawa dompet agar disimpan dalam jok motor dan selalu ingat untuk
mengambilnya ketika kita sedang menjauhi sepeda motor untuk diparkir.